Sunday 3 February 2013

Suvenir untuk Presiden Kedua kita



Suvenir untuk Presiden Kedua kita

 Judul Buku               :  Soeharto Sehat
          Penulis                     :  Asvi Warman Adam, dkk
Penerbit                    :  Galangpress
Tahun terbit               :  2006  
Tebal                        :  297 halaman

   Buku ini berisi kumpulan artikel dari beberapa penulis yaitu Asvi Warman Adam, Baskara T.  Wardaya, George J. Aditjondro, Hesri Setiawan, Islah Gusmian, dan Mudhofir Abdullah. Artikel yang berkisah tentang kematian demokrasi dan hilangnya HAM pada era Orde Baru. Penulis-penulis tersebut merupakan penulis yang cukup terkenal seperti Asvi Warman Adam yang memiliki banyak karya yang bertajuk orde baru. George J. Aditjondro baru-baru ini terkenal dengan buku “Membongkar Gurita Cikeas” pada era SBY-JK. Juga penulis lainnya yang memiliki sejumlah buku-buku terkenal.
Buku ini ditulis bukan dengan atas dasar dendam bahkan kebencian. Namun, buku ini adalh bentuk kepedulian bagaimana keadilan harus ditegakkan, kesalahn harus dibayar dengan pertobatan dan kezaliman harus menerima qishashnya. Untuk memberikan rasa aman dan damai sehingga kelak tak ada lagi urusan yang terkait dengan hak-hak manusia.
Buku ini menyingkap rahasia-rahasia masa orde baru yang tidak diketahui oleh masyarakat. Baik dan buruknya kinerja Pak Harto selaku pemimpin masa orde baru. Mulai dari detail-detail peristiwa G30S/PKI, keluarnya supersemar hingga kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh presiden kedua RI tersebut. Siapa dalang yang harus bertanggung jawab dalam gerakan G30S/PKI, apa yang terjadi di balik kisah G30S/PKI semua di ulas oleh penulis. Agar para pemuda tak buta oleh sejarah bangsanya sendiri.
Tidak hanya membongkar rahasia-rahasia sejarah tetapi juga mengkritik ideologi Pak Harto yang disebut “Orde Baru”. Menceritakan suksesnya pembangunan di era orde baru yang tidak bisa berkutik saat krismon 1998 terjadi. Mengulas cerita-cerita pahit penerima hukuman  karena dianggap sebagai anggota PKI. Setiap orang yang menentang proyek pemerintah akan dicap sebagai anggota PKI dan gerakan-gerakan lainnya yang bagi rezim Soeharto berhak untuk “dibereskan” meski tanpa jalur hukum.
 Buku ini juga menceritakan Islam di era orde baru. Orde baru sangat tegas dalam bersikap menghadapi keinginan umat Islam yang ingin membangun konsepsi-konsepsi Islam di dalam negara. Bahkan, kontrol yang begitu kuat dilakukan terhadap kekuatan politik Islam, terutama kelompok-kelompok radikal. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Pak Harto yang seolah mencerminkan hubungan tidak baik antara orde baru dan Islam mndapat protes keras dari umat Islam. Puncak dari kekecewaan mereka yaitu lahirnya peristiwa Tanjung Priok yang memakan ratusan orang. Tragedi yang memilukan dan tragis.
Selain itu, di dalam buku ini menyebut sistem pemerintahan Soeharto merupakan sisitem kleptokrasi yaitu rezim yang bertujuan untuk mengeruk kekayaan negara.  Dituliskan bahwa Pak Harto beserta kroni-kroninya memiliki kekayaan yang melimpah pada masa jabatannya dan setelah dia mengundurkan diri. Bahkan, Pak Harto termasuk sepuluh kepala negara dan kepala pemerintahan terkaya di dunia. Mengapa demikian? Karena Pak Harto dapat dikatakan seorang taktikus yang dalam setiap era kekuasaannya sangat lihai menggunakan kekuasaan politiknya sekaligus untuk keuntungan pribadi maupun keuntungan pendukungnya. Pada saat Pak Harto telah lengser beliau masih dapat fasilitas-fasilitas mewah saat beliau menderita sakit tak seperti Pak Karno yang mengalami kesulitan saat dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai orang nomer satu di Indonesia. Bahkan, Pak Karno seolah menjadi tahanan rumah yang setiap berobat harus dikawal puluhan militer.
Kelebihan buku ini adalah setiap bab yang terdiri dari dua artikel ini memiliki daftar pustaka masing-masing. Sehingga isi buku ini tidak hanya pendapat seseorang tetapi juga merupakan isi dari buku-buk lain sabagai referensinya. Tidak hanya itu di setiap artikel juga terdapat beberapa catatan kaki yang merujuk kepada sumber referensi atau mengartikan sebuah istilah. Cover buku ini juga cukup menarik dan membuat penasaran si pembaca.
Kelemahan buku ini hanya terletak pada gaya bahasa yang sedikit rumit tapi setelah kita memahami alur ceritanya kita tidak akan mengalami kesulitan mencernanya.
Buku ini menarik untuk dibaca sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan sejarah masa orde baru. Karena isi buku ini merupakan pandangan-pandangan seseorang  yang enak untuk dibaca.

0 comments:

Post a Comment